Kamis, 04 Desember 2008

Teraju Baru di Gerakan Pramuka Bengkalis

Kalau dikatakan muka baru, tidak juga. Karena Kak Riza Pahlefi yang secara aklamasi dalam Muscab VIII Gerakan Pramuka Bengkalis dipercayakan sebagai Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis masa bakti 2008-2013 telah malang melintang di Gerakan Pramuka Bengkalis sejak masih sebagai peserta didik. Pernah sebagai Sekretaris DKC, Ancuset, dan Wakil Ketua Kwartir Cabang, membuat pengalamannya patut untuk tidak diragukan.

Ada selaksa harapan yang digantung kepada Kak Riza Pahlefi, namun juga harus diingat ada setumpuk permasalahan yang mesti diurai dalam membawa gerakan ini kearah yang lebih baik dimasa mendatang. Akankah kita masih hanya berkutat katet dengan permasalahan permasalahan permukaan dan mengabaikan permasalahan yang lebih mendalam. Ini semua akan dilihat dari kabinet yang disusun oleh formatur nanti. Wajah Gerakan Pramuka Bengkalis lima tahun ke depan akan membayang jelas di wajah andalan cabang terpilih nantinya.

Memang tidak mudah untuk memilih. Adakah Kak Riza Pahlefi akan mampu menarik rambut dalam tepung. Atau sebuah perombakan total yang akan meninggalkan setumpuk kekecewaan. Banyak pilihan dengan segala konsekwensinya. Mari kita nantikan.

Selasa, 04 November 2008

Pendidikan Nilai Bagi Kaum Muda

Pendidikan nilai (living values activities) bagi kaum muda hari ini menjadi penting dalam upaya memperkuat karakter kaum muda ketika mereka terdedah dengan demikian banyak permasalahan sosial. Permasalahan yang kian kompleks mendera terus dan terus sehingga kadang kaum muda kita kehilangan orientasi untuk berpijak dan melangkah.

Hari ini kita dapat saksikan semakin banyak kaum muda yang terbelit dengan pelbagai permasalahan sosial. Korban kekerasan, korban narkoba, korban pergaulan bebas dari hari ke hari semakin meningkat jumlahnya. Belum lagi masalah attitude, sikap dan perilaku, kebiasaan yang kian cenderung negatif, serta setumpuk problematika kaum muda lainya. Semua ini ditopang oleh sisi gelap dari kemajuan teknologi. Penyusupan anasir anasir melalui media massa dan dedahan terbuka terhadap kaum muda mempercepat prores dekadensi moral dan sistem nilai di kalangan kaum muda kita.

Harus ada sebuah revolusi bersama dari orang tua dan pendidik untuk merubah atau minimal menahan laju pengikisan moral ini. Pendidikan nilai semestinya ditanam sejak dini di dalam minda kaum muda. Bagaimana kita membantu agar kaum muda mampu mengeksploitasi dan mengembangkan nilai nilai kunci pribadi dan soisal kedalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya diharapkan mampu menjadi benteng dalam menghadapi pelbagai permasalahan sosial yang melingkup mereka.

Kegiatan kegiatan yang diarahkan untuk memperkuat dan memancing potensi, kreatifitas dan bakat yang sebenarnya sudah terangkum dalam Pendidikan Kepramukaan, akan menstimulasi perkembangan ketrampilan pribadi, sosial dan emosional.

Permasalahannya adakah kita menyadari tentang pentingnya pendidikan nilai ini. Jika kita masih berkotak-katik dengan sandi, morse, berkemah, baris berbaris serta setumpuk kegiatan teknisnya - yang sebenarnya hanya alat - dan melupakan makna filosofis dari aktifitas tersebut, maka jangan berharap banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih.

Kata kuncinya adalah kembali ke Metode dan Prinsip Dasar Kepramukaan.



Minggu, 26 Oktober 2008

Sumpah Pemuda


Delapan puluh tahun yang lalu, berbagai kelompok pemuda dari seantero nusantara berkumpul dan berikrar. Sebuah semangat yang menjadi salah satu tonggak berdirinya republik ini. Dengan tidak memandang ras suku serta agama, mereka berembug dan menyatukan tekad untuk bersama-sama sebagai sebuah bangsa. Ketika itu kata persatuan dan kesatuan bukan hanya jargon politik, tetapi adalah sebuah tekad yang dijewantahkan secara nyata dan gamblang.

Peristiwa delapan puluh tahun yang lalu tersebut adalah kulminasi dari sebuah penderitaan panjang bangsa ini. Ketika kita adalah bangsa terjajah, bangsa kelas tiga, bangsa yang menjadi hamba sayaha. Semangat kebersamaan yang timbul oleh kesamaan penderitaan, membuncah dan menggelegak dengan tidak memandang pelbagai perbedaan. Satu semangat yang menghimpun berbagai warna berbagai rasa dalam satu kehendak.

Hari ini setelah delapan puluh tahun berlalu, semangat itu mulai pudar. Berbeda warna berbeda pula keinginan, berbeda rasa berbeda juga akan kehendak. Mungkin simpul pengikatnya mulai renggang dan talinya mulai lapuk dimakan masa. Atau dalam hati, kita menganggap semuanya adalah artefak artefak kuno yang hanya layak menjadi penghias dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Sebuah peristiwa masa lalu yang cukup hanya dikenang.

Ketika sebenarnya semangat kebersamaan menjadi yang utama dalam perjalanan membawa bangsa ini ke tujuannya, benih benih perpecahan yang bertabur. Mestikah harus ada sumpah pemuda ke dua yang mensyaratkan kita dijajah dengan setumpuk penderitaan untuk membangun kembali semangat kebersamaan. Persatuan dan kesatuan yang bukan jargon dan pemanis cakap. Mari perbaharui tekad dan itu dimulai dari diri kita masing-masing.

Kamis, 16 Oktober 2008

Pesan Baden Powell

Scouting is not an abstruse or difficult science; rather it is a jolly game if you take it in the right light. At the same time it is educative, and (like Mercy) it is apt to benefit him that give as well as him that receive.

Kepanduan bukanlah suatu ilmu yang sukar atau mendalam, lebih baik diartikan sebagai permainan yang menarik, bila anda tempatkan pada kedudukan yang benar. Sekaligus permainan itu bersifat pendidikan, dan (seperti Mercy = kemurahan hati) ia condong memberi manfaat bagi yang memberi maupun yang menerima.

Selasa, 14 Oktober 2008

Menyongsong Muscab 2008

Tidak lama lagi Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis akan menyelenggarakan Musyawarah Cabang VIII Gerakan Pramuka Bengkalis. Gawean lima tahunan ini merupakan ajang pengambilan keputusan tertinggi di tingkat cabang yang akan menentukan warna Gerakan Pramuka di Kabupaten Bengkalis lima tahun ke depan. Ada tiga materi utama yang akan diputuskan dalam musyawarah ini, yakni, pertama, penilaian terhadap hasil kerja pengurus masa bakti 2003-2008, kedua, rencana kerja tahun 2008-2013, dan ketiga, pengurus untuk masa bakti 2008-2013. Ketiga putusan ini akan menentukan gerak langkah dan cara pandang gerakan ini ke depan.

Berkaca pada proses rekrutmen andalan cabang di masa lalu yang sangat kental berorientasi pada jabatan yang disandang oleh seseorang, hendaknya orientasi ke depan lebih dititikberatkan pada kemampuan dan keinginan untuk mengabdi - bukan keinginan untuk menjadi andalan atau pengurus. Memang patut kita sadari bahwa sistem kaderisasi anggota dewasa yang tidak berjalan sebagaimana mestinya membuat kita miskin terhadap pilihan-pilihan. Sumber daya manusia yang terbatas akhirnya membuat kita berputar dari satu ke satu figur yang itu itu juga dan ketika menoleh ke lain hanya rasa pesimis yang hinggap.

Kondisi tersebut adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peserta musyawarah dalam merancang dan merumuskan putusan khususnya dalam menyusun kepengurusan kwartir cabang. Namun ada hal yang lebih rumit lagi, yakni menyusun rencana kerja untuk lima tahun. Kondisi kekinian gerakan pramuka sarat dengan pelbagai permasalahan di berbagai aspek. Dedikasi anggota dewasa, minat peserta didik, materi pendidikan yang
out of date, sumber daya yang terbatas, adalah sedikit contoh dari permasalahan yang dihadapi gerakan pramuka hari ini. Ini harus dihadapi dan dilalui dengan sebuah rencana kerja yang merangkum semua permasalahan dan diupayakan untuk dieliminir.

Dengan sarana dan prasarana yang relatif lebih baik dari masa lalu, hendaknya ke depan persoalan mendasar tersebut tidaklah menjadi halangan lagi, malah dapat dijadikan nilai tambah dalam upaya peningkatan mutu pembinaan peserta didik. Tinggal lagi bagaimana kita merancang sebuah rencana kerja nyata yang disesuaikan dengan kondisi kita secara keseluruhan baik kekuatan, kelemahan, peluang maupun tantangan. Inilah yang mesti dirumuskan terlebih dahulu oleh peserta musyawarah sebelum memutuskan rencana kerja lima tahun tersebut.

Harapan terkandung semoga musyawarah ini bukan hanya sebuah kerja rutin lima tahunan, tetapi adalah ajang cerdas untuk menentukan wajah gerakan pramuka di daerah ini di masa menadatang.

Minggu, 12 Oktober 2008

Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan adalah cara belajar progresif dalam pendidikan kepramukaan untuk mencapai sasarannya, yakni pembentukan watak dan atau karakter peserta didik. Metode tersebut adalah: pertama, pengamalan kode kehormatan pramuka, kedua, belajar sambil melakukan, ketiga, sistem berkelompok, keempat, kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik, kelima, kegiatan di alam terbuka, keenam, sistem tanda kecakapan, ketujuh, sistem satuan terpisah, dan yang kedelapan, sistem among.

Kedelapan metode ini harus dilaksanakan secara menyeluruh dalam sebuah proses pembinaan terhadap peserta didik dalam pendidikan kepramukaan. Seorang pembina pramuka dituntut kepekaannya dalam menerapkan metode kepramukaan ini yang tentunya dikombinasikan dengan kegiatan inovatif serta disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik sehingga terciptanya sebuah materi kegiatan yang menyenangkan.

Memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah ketika kita harus meracik berbagai bumbu dengan kaedah kaedah tertentu yang tak boleh dilanggar untuk menghasilkan sebuah kelezatan di tidak satu lidah. Namun harus patut kita pahami pula, disamping kaedah yang mengikat tersebut kita juga diberikan keleluasaan untuk berimprovisasi dalam upaya mencapai tujuan. Imajinasi hendaknya dikerahkan untuk membina peserta didik yang
notabene adalah kaum muda kita, wajah kita di masa mendatang.

Mari kita renungkan kembali bahwa bagi anggota dewasa, gerakan pramuka adalah pengabdian. Gerakan pramuka adalah wadah bagi kita untuk menunjukan kepedulian terhadap kaum muda yang membawa makna kepedulian kita terhadap bangsa. Dengan metode kepramukaan sebagai alat, jika secara konsisten kita laksanakan dan diiringi dengan tekad yang bulat, rasanya tugas mulia ini tidak terlalu susah untuk diemban.

Persoalannya: Maukah kita?

Kamis, 09 Oktober 2008

PDMK

Ketika dengan penuh semangat yang membara mengikuti kursus mahir dasar, para calon Pembina demikian akrab dengan istilah prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan (PDMK). Dalam berbagai kesempatan selama kursus selalu ditanamkan bahwa yang membedakan Gerakan Pramuka dengan organisasi sejenis lainnya adalah PDMK ini. Seorang Pembina diharuskan untuk menghayati dan menerapkan prinsip dasar dan metode ini dalam proses pembinaan terhadap peserta didik di gugus depan.

Dalam pelaksanaannya, prinsip dasar dan metode kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh dan tidak sepenggal-sepenggal. Hakekatnya, bila hanya sebagian yang dilaksanakan maka ianya bukan lagi bagian dari pendidikan kepramukaan.


Sebagai seorang Pembina, mari kita renungkan sejenak terhadap pengejewantahan prinsip dasar dalam proses pembinaan yang kita lakukan. Bagaimana implementasi terhadap peserta didik tentang prinsip-prinsip: iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; peduli terhadap diri pribadinya; dan taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Karena sebenarnya proses pembentukan watak (karakter) yang merupakan tujuan utama dari pendidikan kepramukaan dimulai dari penanaman prinsip-prinsip tersebut.


Belum lagi ketika dihadapkan dengan pertanyaan: sejauh mana metode kepramukaan digunakan dalam proses pembinaan?


Hari ini, kenyataan dilapangan memperlihatkan ketidakpedulian kita terhadap prinsip dasar dan metode kepramukaan tersebut. Latihan rutin mingguan hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan teknis kepramukaan yang itupun tidak selesai. Di Perindukan Siaga, latihan dipimpin oleh Pembantu Pembina yang masih berstatus peserta didik golongan Penegak atau Pandega, demikian juga di Pasukan Penggalang. Di Ambalan Penegak, latihan dikelola sendiri oleh Penegak tanpa sentuhan dan bimbingan Pembina, apalagi di Racana Pandega. Satuan terpisah jauh panggang dari api.


Kita yang abai dengan diri sendiri. Rasanya tak salah juga ketika masyarakat menganggap pramuka itu identik dengan nyanyi-nyanyi, tepuk tangan, dan berkemah. Sampai kapan?

Selasa, 30 September 2008

Selamat Idul Fitri 1429H

Puase tak puase, ghaye tetap tibe
Yang tinggal, cepat gantikan puasenye
Kalau tidak, kene demok kat nerake
Selamat aghi ghaye, ye...

Di aghi baik bulan baik ni, kalau ade silap tulis silap pendapat, mohonlah dimaafkan.
Suai, ye...

Senin, 29 September 2008

Ada Apa Dengan Anak Anak Kita

Cobalah panggil seorang anak, dan pinta menyanyikan lagu lagu kesenangan atau yang dapat dinyanyikannya. Jangan terkejut jika yang kita dengar adalah Goyang Dompret, Lelaki Cadangan, SMS, atau lagu lain yang sebenarnya belum layak mereka nyanyikan.


Kemana bintang kecil, kemana burung kakak tua, kemana bangun tidur, kemana setumpuk lagulagu lain yang dulu begitu akrab dengan masa kecil kita. Lagulagu yang hari ini masih setia mengendap di minda kita.


Mereka terlalu cepat dewasa atau kita sudah terlalu tua.


Minggu, 17 Agustus 2008

Merdeka

Demikian banyak peristiwa heroik tertoreh dalam kitab bernama Indonesia. Penuh tangis penuh airmata beragam derita. Kekadang hanya dengan berbekal semangat, menyonsong dan meretas berbagai rintangan. Enam puluh tiga tahun yang lalu, kebebasan dimaklumkan. Sebuah era tanpa campur tangan orang lain bermula, sebuah era yang berdiri diatas kedua kaki sendiri. Sebuah era dimana dengan dada membusung kita dapat berkata: Aku Bangsa Indonesia!

Keinginan untuk menentukan nasib sendiri dan terlepas dari belenggu penjajahan membuncah menggelora membuhul yang bermuara pada satu kata: Merdeka. Dari rahim penindasan bangsa ini lahir. Tak hendak ada penindasan lagi. Cukup sudah, apalagi dari bangsa sendiri.

Dirgahayu Republik Indonesia.

Kamis, 14 Agustus 2008

Dirgahayu Gerakan Pramuka

Hari ini 47 tahun yang lalu, Presiden RI, Ir. Soekarno dalam Apel Besar yang diikuti hampir 10.000 anggota Gerakan Pramuka memperkenalkan Gerakan Pramuka yang kemudian dilanjutkan dengan pawai dan defile. Sebelumnya dihari yang sama, di Istana Negara berlangsung acara penganugerahan Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang didahului dengan pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Cikal bakal Pandu bermula di Mafeking, Afrika Selatan, di mana Baden Powell bertugas disana sebagai tentara Inggris dengan pangkat Kolonel. Ketika Perang Boer (1899-1902) terjadi, Baden-Powell mempertahankan Mafeking dari kepungan Boers selama 217 hari. Jumlah tentara Boers yang mengepung kota Mafeking mencapai 8.000 ribu orang, sedangkan Baden Powell hanya memiliki prajurit seperdelapan dari jumlah pengepungnya. Dia membentuk Korp Kadet Mafeking untuk membantu menyokong anggota tentera. Korp tersebut dianggotai sepenuhnya oleh sukarelawan remaja lelaki yang bertugas sebagai kurir. Baden-Powell melatih pemuda-pemuda tersebut dan mereka membantu mempertahankan Mafeking sampai dibebaskan pada tanggal 16 Mei 1900. Setiap anggota Korp Kadet menerima lencana, gabungan titik kompas dan kepala lembing. Logo ini akhirnya menjadi fleur-de-lis, yang diambil gerakan kepanduan sedunia sebagai lambangnya.

Berangkat dari kesuksesan di Mafeking, untuk menguji sebagian idenya, Baden-Powell telah mengumpulkan 22 orang budak lelaki dari latar belakang sosial yang berbeda dan mengadakan perkemahan selama seminggu, bermula pada tanggal 29 Juli 1907, di Pulau Brownsea di Poole Harbour, Dorset, Inggris. Inilah perkemahan pertama di dunia.

Keberadaan Gerakan Pramuka di awalnya berdirinya memang mengandung semangat de-BadenPowell-lisasi. Semangat untuk mengeliminir pengaruh Baden Powell dalam pendidikan kepanduan. Semangat yang tendensius ini amat kental dengan nuansa dinamika politik saat itu. Namun dengan bergeraknya jarum waktu, beragam perubahan terjadi, rezim berganti, semangat tersebut meredup dan tak pernah terdengar lagi.

Darimanapun datangnya ide itu, jika membawa pesan kebaikan, ianya harus didukung bersama. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, semangat Baden Powell akan selalu hadir dan menghiasi setiap gerak langkah Gerakan Pramuka. Semangat untuk mendidik kaum muda menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya, sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Diusia yang ke 47 ini, Gerakan Pramuka telah berbuat dan terus akan. Mari kita perbaharui tekad untuk mengabdi. Mari kita perbaharui Janji kita.


Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat;
menepati Dasa Darma.

Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan.

Selasa, 12 Agustus 2008

Diklat BP III

Peregangan



Sendiri


Jumat, 08 Agustus 2008

The Scout Promise

On my honour I promise that I will do my best:
To do my duty to God, and my Country,
To help other people at all times,
and To obey the Scout Law.

Selasa, 05 Agustus 2008

Menyongsong Hari Pramuka ke 47

Empat puluh tujuh tahun silam, berangkat dari pemikiran ingin menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang ada, didirikanlah Gerakan Pramuka sebagai satu satunya wadah pendidikan kepanduan di Indonesia yang ditetapkan dengan sebuah Keputusan Presiden. Semangat yang mengiringi pendirian gerakan ini adalah untuk mewujudkan sebuah wadah yang mendidik kaum muda Indonesia agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur.

Dalam usianya yang hampir setengah abad, Gerakan Pramuka telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan bangsa ini membentuk karakter kaum mudanya. Gerakan Pramuka telah memberikan alternatif pilihan bagi kaum muda untuk mengaktualisasikan minat dan keinginan, serta menjadi wahana penyaluran nafsu liar kaum muda untuk bercumbu dengan alam, bergelut dengan bermacam ketrampilan, bercengkerama bersama rekan sebaya mencari solusi permasalahan kaum muda.

Tantangan yang dihadapi kaum muda hari ini semakin berat dan kompleks. Beragam permasalahan yang menyangkut sikap dan moral (attitude) berkembang dan terus berkembang menggerogoti sendi sendi kehidupan kaum muda. Berbagai godaan yang datang dari berbagai arah terus membelai, membujuk, merayu dan menjerumuskan. Tidak memandang strata sosial, kaya miskin, pintar bodoh, semua disapu dengan dedahan yang menggoda. Kemajuan teknologi (informasi khususnya) membawa sistem nilai yang berbeda ke kehidupan kaum muda dengan bermacam dampaknya. Hanya kaum muda yang memiliki karakter kuat yang mampu menahan anasir anasir penggoda ini.

Disinilah dituntut peran Gerakan Pramuka dengan segala aktifitasnya untuk memperkuat karakter kaum muda hari ini, khususnya karakter seorang Pramuka. Berpandu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, upaya upaya penguatan kapasitas peserta didik harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengemaskinikan kegiatan untuk menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah upaya untuk kembali ke Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Dirgahayu Gerakan Pramuka!

Selasa, 29 Juli 2008

Pramuka Peduli: Sebuah Upaya Perbaikan Citra

“Ah, pramuka itu kan cuma tepuk tangan, nanyi nyanyi dan berkemah saja.”

Pernyataan sakartis tersebut selalu disampaikan masyarakat awam ketika berbicara dan menilai tentang pramuka (kadang juga dari seorang pramuka - walau mungkin hanya bercanda). Streotip tersebut dilekatkan dan menjadi bidal bagi Gerakan Pramuka.

Karena dinilai oleh yang awam dengan gerakan ini, streotip tersebut sah sah saja dan patut menjadi bahan perenungan oleh Gerakan Pramuka serta mencari penyebab timbulnya. Apabila dibiarkan tanpa reaksi nyata, perlahan gerakan ini akan terus ditinggalkan.

Pramuka Peduli merupakan salah satu cara untuk mengeliminir penilaian negatif tersebut dan memperbaiki citra Gerakan Pramuka yang dilekatkan oleh segelintir masyarakat hari ini. Aksi Pramuka Peduli juga dapat meningkatkan rasa setia kawan dan tenggangrasa serta membantu masyarakat yang sedang dalam kesusahan. Disamping itu bagi seorang Pramuka, kegiatan ini juga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam upaya pengembangan SDM, penanggulangan bencana, dan pelestarian lingkungan hidup.

Dituntut kerja keras para anggota dewasa untuk mengembangkan berbagai kegiatan Pramuka Peduli dan tanggap dengan setiap permasalahan yang timbul ditengah masyarakat yang selanjutnya dijewantahkan dalam Aksi Pramuka Peduli.

Banyak hal yang dapat kita lakukan. Mari berbuat!

Minggu, 27 Juli 2008

Kelebat Lensa di Jambore Cabang 2008 (2)

berkibarlah...


kebersamaan


senja di pawang perkasa

Kelebat Lensa di Jambore Cabang 2008 (1)

tanda bermula

syabas...

Rabu, 23 Juli 2008

Hari Anak Nasional: Sebuah Refleksi

Masa yang paling indah adalah masa kanak-kanak. Dengan berbagai aktifitas bermain, seorang anak mengisi hari-harinya dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Tapi itu dulu.

Hari ini, seorang anak dituntut untuk berprestasi disegala bidang sebagai pelampiasan nafsu orang tuanya. Anak-anak tanpa disadari telah dieksploitasi secara terstruktur oleh orang tuanya sendiri. Beragam les harus diikuti, beragam kegiatan harus disertai, beragam lomba harus dimenangi. Seorang anak sejak dini telah didedahkan dengan iklim kompetisi yang kadang tidak sehat dan penuh intrik. Harus menang tanpa harus tahu bagaimana memaknai kemenangan. Ditanamkan sejak dini ke minda mereka bahwa kekalahan adalah sebuah aib. Belum lagi anak-anak yang dikerahkan untuk mencari uang dengan berbagai alasan yang mengiringnya.

Jadwal harian seorang anak hari ini amat lah monoton tanpa warna (mungkin juga tanpa rasa gembira). Sekolah sampai siang, dilanjutkan dengan les itu les ini hingga petang, kemudian malamnya belajar. Semuanya juga diselingi dengan nonton TV dengan anekaragam pilihan acara tak mendidik serta bermain dengan permaianan elektronik (seperti: PS, Nintendo, XBox, dan lain sebagainya) yang juga selalu disisipi dengan bumbu kekerasan, cabul, atau sikap negatif lainnya. Gambaran umum kegiatan harian seorang anak ini menggejala diseluruh lapisan masyarakat tanpa melihat status sosial keluarganya. Boleh dikatakan tidak ada sama sekali aktifitas fisik, tidak ada interaksi sosial, dan tidak ada kesempatan bergelut dengan alam. Mereka telah teralienasi dari dunianya sendiri.

Kondisi ini menciptakan kerugian yang tidak sedikit dalam proses pembentukkan watak dan karakter seorang anak. Watak dan karakter generasi 20 tahun mendatang. Sederet kerugian tak tertuliskan ketika seorang anak didedahkan dengan acara TV hari ini. Hal sama juga akibat pengaruh dijejal permainan yang tidak mendidik. Kualitas fisik yang buruk karena tak ada aktifitas yang melatih sistem motorik. Inilah kenyataannya.

Selamatkan anak-anak kita, selamatkan anak Indonesia!

Selasa, 15 Juli 2008

Kelebat Lensa di Jambore Cabang 2008

Persaudaraan

Persahabatan

Mandiri



Televisi

Technorati Profile

Televisi, hari ini adalah sebuah benda wajib yang mesti hadir disetiap rumah, arena berkumpul, dan tempat tempat awam lainnya. Ianya telah menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap orang – sesuatu yang harus ada. Berserak waktu yang tersiakan, terbuang percuma didepannya. Kadang sebagai tempat pelarian dari rongrongan berbagai persoalan, menjadi dimensi lain dari kehidupan nyata.


Ketidakberdayaan menghadapi tantangan yang terus menghadang terhadap berbagai sendi kehidupan menyebabkan orang mencari cari tempat pelarian yang dapat melupakan sejenak rumitnya persoalan hidup. Untuk kaum berpunya ada segudang cara, untuk kaum dhuafa mungkin hanya televisilah solusinya – itupun kalau ada. Menikmati berbagai tayangan yang dapat membawa pemirsanya terbang ke alam mimpi, ke alam yang menjanjikan sejuta keindahan.


Beragam tayangan yang katanya menghibur dijejal ke minda penontonnya. Masyarakat disumbat dengan berbagai informasi sampah. Dididik untuk “menjaga tepi kain orang”. Gosip, aib, perbuatan tercela, semuanya diumbar tanpa rasa risih, sebagai tempat melampiaskan nafsu liar tersembunyi manusia: bergunjing. Satu masa dahulu, bergunjing dilakukan di anak tangga sambil mencari kutu, hari ini cukup duduk di depan layar TV dan bukan hanya tetangga tetapi seantero dunia dapat digunjing, khususnya para pesohor.


Belum lagi dampaknya terhadap anak-anak yang masih menggugu dan meniru.Watak anak dibentuk dengan beragam karakter yang membodohkan, menyimpang, sehingga merusak tatanan nilai - yang pahitnya didedahkan oleh bangsa sendiri atas nama kebebasan berkreatifitas yang membungkus indah anasir anasir kapitalis. Kalau sudah demikian, untuk apa sebuah makhluk bernama televisi ini ada.


Ketika rakyat tak mampu lagi menentukan mana yang baik untuk dirinya sendiri, sepatutnyalah pemerintah mengambil alih peran - mengintervensi - walau ini tak populer dan mungkin juga menyebabkan seorang presiden tidak dapat menyandang jabatannya untuk kedua kali. Pemerintah sebagai benteng terakhir - ketika rakyat telah lupa diri - mestinya mengambilkan langkah ekstrem untuk menghentikan proses dokritinasi terselubung terstruktur dari anasir anasir yang berkehendak menghancurkan bangsa ini. Jangan biarkan rakyat larut dalam haluninasi, terbuai mimpi.


Atau pemerintah memang ingin rakyatnya (baca: bangsa ini) terus larut dalam kerja kerja bodoh ini.

Senin, 14 Juli 2008

Menuntut Kepekaan Anggota Dewasa

Hari ini, seorang pembina dituntut untuk mampu mengemaskinikan kegiatan kepramukaan sehingga menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Seorang pembina juga dituntut untuk peka dengan perubahan, baik itu perubahan yang terjadi pada jiwa peserta didik maupun perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kemajuan teknologi membawa dampak yang cukup besar terhadap prilaku dan gaya hidup kaum muda hari ini. Kemudahan-kemudahan yang timbul akibat kemajuan teknologi membuat sebagian dari kita malas, terlena dan enggan melakukan aktivitas fisik. Hal yang sama melanda kaum muda kita.

Ketika minat untuk menjadi seorang Pramuka sudah mulai kendur dan kita masih menganggap pendidikan kepramukaan merupakan alternatif solusi dari setumpuk permasalahan kaum muda hari ini, hendaknya inovasi kegiatan kepramukaan harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Semuanya diarahkan kepada menarik kembali minat kaum muda menyertai Gerakan Pramuka.

Ditengah masyarakat dan kelompok yang awam dengan Gerakan Pramuka (pembina juga ada!), gerakan ini selalu diidentikkan dengan tepuk tangan, bernyanyi, berkemah semata. Kita tak dapat menyalahkan mereka. Mari kita renungkan kembali mengapa anggapan seperti itu hadir dan cukup melekat pada gerakan ini.

Mari kita mulai berbenah dan menata kembali program kegiatan yang akan diberikan kepada peserta didik. Inilah revitalisasi.

Pramuka Sebagai Pemimpin dan Pemandu Masa Depan

Manusia dilahirkan ke dunia pada hakekatnya adalah seorang pemimpin. Dan Gerakan Pramuka adalah organisasi yang merupakan wadah bagi proses pendidikan kepramukaan yang bertujuan untuk mendidik kaum muda agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya. Artinya Gerakan Pramuka adalah lembaga yang mendidik para pemimpin. Dengan sendirinya seorang Pramuka adalah Pemimpin.

Pemimpin adalah seseorang yang berada di depan, seperti seorang penggembala yang menuntun gembalaannya dari depan. Dari makna tersebut, dapat dikatakan bahwa, posisi pemimpin itu berada di depan. Menjadi penunjuk jalan kebaikan bagi rombongan yang dipimpinnya dan pengarah untuk kebaikan mereka.

Pemimpin disini jangan hanya diartikan ianya seorang presiden, gubernur, atau bupati. Tetapi pemimpin disini juga adalah abang terhadap adik-adiknya, ayah terhadap keluarganya, pimpinan barung, pimpinan regu, pimpinan sangga, ketua kelas, dan lain sebagainya. Sikap kepemimpinan dalam kelompok-kelompok kecil inilah menjadi medan latihan untuk menjadi pemimpin di kelompok yang lebih besar dengan ragaman persoalannya.

Proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka sangat memperhatikan peningkatan kemampuan kepemimpinan ini. Jiwa kepemimpinan setiap peserta didik diasah dan dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan kejiwaannya. Pemberdayaan yang dilakukan terhadap seorang Pramuka ini diharapkan membuat seorang Pramuka mampu untuk mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri agar dapat berperan dan berpatisipasi aktif dalam memecahkan berbagai permasalahan, sehingga dapat membangun kemampuan dan konsep dirinya.

Pengembangan diri sebagai pemimpin merupakan suatu proses yang berjalan terus menrus sesuai dengan perkembangan nilai-nilai di lingkungannya. Seorang Pramuka harus senantiasa merasa terpanggil dan mempunyai kehendak pribadi yang kuat untuk mengembangkan dirinya sehingga mampu mejadi seorang pemimpin di lingkungannya dan menjadi kader pemandu masa depan.

Gerakan Pramuka Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Kaum Muda

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi kaum muda di bawah tanggungjawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga serta dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Gerakan Pramuka adalah organisasi yang merupakan wadah bagi proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia yang bertujuan untuk mendidik kaum muda dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya.


Pembentukan karakter yang merupakan salah satu bagian utama dalam pendidikan kepramukaan diharapkan mampu mengisi kekosongan yang terjadi di pendidikan formal yang saat ini sangat menitikberatkan pada aspek kognitif. Ranah afektif dan psikomotorik relatif tertinggal – kalau boleh disebut diabaikan – dalam proses pendidikan formal. Ketika peserta didik dihadapkan bahwa keberhasilan pendidikan hanya dilihat dari capaian angka-angka dengan memandang sebelah mata terhadap sikap dan tingkah laku (attitude), menyebabkan peserta didik yang nota bene adalah kaum muda kita mulai meninggalkan nilai-nilai (value) yang selama ini dianut. Belum lagi infiltasi nilai-nilai budaya asing yang timbul akibat terdedahnya kita dengan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi, tak henti-hentinya setiap saat merasuki dan menghantui minda kaum muda.


Dalam arus moderenisasi dan kemajuan dunia global tanpa sempadan hari ini, limpahan nilai budaya negatif melanda setiap sudut kehidupan bermasyarakat. Kaum muda hari ini semakin diresapi dengan budaya hedonisme – suka berpoya-poya dan berhibur dengan keterlaluan, terjebak dalam amalan seks bebas, minuman keras, dan beragam masalah sosial lainnya yang cukup membimbangkan.


Berbagai anasir-anasir asing secara perlahan terus menanamkan nilai-nilai baru dalam benak kita – khususnya kaum muda – sehingga tercerabut dari nilai-nilai yang selama ini kita timang. Kondisi fisik dan mental yang lemah juga menjadi permasalahan tersendiri bagi kaum muda kita yang juga diabaikan oleh pendidikan formal. Disini diharapkan Gerakan Pramuka mengambil peran mengisi kekosongan-kekosongan tersebut.

Jambore Cabang 2008

Sebagai sebuah alat dalam pendidikan kepramukaan, perkemahan memberikan tantangan tersendiri kepada pramuka. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh seorang pramuka dari kegiatan perkemahan. Jambore adalah pertemuan besar pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan dan diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Dalam Jambore Cabang Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis tahun 2008, dikemas berbagai kegiatan bermanfaat a.l.: camp craft, adventures, scouts life skill, aeromodeling, dan selambak kegiatan lain.

Beragam kegiatan yang disediakan, diharapkan mampu memberikan ragam pilihan bagi peserta sesuai dengan minat dan kesenangannya. Diikuti oleh hampir 500 orang pramuka penggalang dan pengakap dari 13 Kwartir Ranting se-Kabupaten Bengkalis, Kwartir Cabang Dumai, Siak, dan Pelalawan, serta Persatuan Pengakap Negeri Johor dan Melaka, Malaysia, jambore cabang ini dilaksanakan dari tanggal 6 s.d. 12 Juli 2008 dan bertempat di Bumi Perkemahan Pawang Perkasa II, Desa Kelapapati, Bengkalis.

Dibuka oleh Ketua Harian Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis pada hari Senin (7/7), jambore ini ditutup oleh Wakil Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Bengkalis Jumat (11/7) malam.